Staf dan Pengajar Hogwarts

Posted by M. Ivan Ariful Fathoni On 01.50 1 komentar

  • Profesor Albus Dumbledore
    Kepala Sekolah Sihir Hogwarts. Sebelumnya menjabat sebagai guru Transfigurasi saat Tom Marvolo Riddle (Lord Voldemort) masih bersekolah di Hogwarts. Ia memiliki seekor burung phoenix bernama Fawkes dan dahulu, Dumbledore-lah yang menitipkan Harry pada keluarga Dursley. Di akhir buku ke-enam, Dumbledore dibunuh oleh Severus Snape dengan mantra Avada Kedavra.
  • Profesor Minerva McGonagall
    Wakil kepala sekolah yang mengepalai Asrama Gryffindor. Guru Transfigurasi pada masa Harry bersekolah. Ia dikenal mempunyai karakter bijak, tegas, dan adil. Belakangan, ia menjadi kepala sekolah setelah Dumbledore terbunuh.
  • Profesor Filius Flitwick
    Guru Jimat dan Guna-guna (en: Charms, selanjutnya diterjemahkan sebagai Mantra). Perawakannya cebol--kemungkinan keturunan goblin--dan bersuara nyaring. Mengepalai Asrama Ravenclaw.
  • Profesor Pomona Sprout
    Guru Herbologi yang mengepalai Asrama Hufflepuff. Ia selalu berpenampilan kusut, berantakan dan pakaian yang dikenakannya biasanya terdapat noda tanah atau lumpur.
  • Profesor Severus Snape
    Guru ramuan yang sejak kedatangan Harry sudah membencinya seperti dulu Snape membenci ayahnya (James Potter). Ia memiliki kepercayaan penuh Dumbledore walaupun ia adalah bekas Pelahap Maut namun belakangan diketahui ia adalah agen ganda dan kemudian membunuh Dumbledore (di Pangeran Berdarah=Campuran). Pada buku ketujuh kemudian diketahui bahwa ia membunuh Dumbledore atas permintaan Dumbledore sendiri, dan Snape pernah beberapa kali menyelamatkan Harry Potter, dan Snape dibunuh oleh Voldemort. Dulu saat ia masih menjadi murid Hogwarts, ia adalah musuh bebuyutan James Potter dan kelompoknya, tapi ia juga pernah diselamatkan oleh James Potter saat ia menyusup ke pondok menjerit untuk mengintip Lupin yang sedang bertransformasi menjadi manusia serigala.
  • Profesor Binns
    Guru Sejarah Sihir, satu-satunya guru berwujud hantu. Diceritakan bahwa dulunya dia meninggal ketika duduk di depan perapian dan tak pernah sadar bahwa dirinya sudah mati meskipun sudah menjadi hantu. Binns mengajar dengan cara yang monoton sehingga kebanyakan murid tertidur di kelasnya.
  • Profesor Sibyll Patricia Trelawney
    Guru Ramalan. Cara bicaranya dramatis dan suka sekali meramalkan kematian murid-muridnya (salah satunya adalah Harry). Dia adalah peramal yang dahulu pernah menyampaikan ramalan tentang Voldemort dan Harry kepada Dumbledore.
  • Profesor Anna Vector
    Guru Arithmancy.
  • Profesor Sinistra
    Guru Astronomi.
  • Profesor Quirrell
    Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam saat tahun pertama Harry. Ia adalah remaja yang canggung dan cara bicaranya terbata-bata. Ia merupakan orang yang berhasil dipengaruhi Voldemort untuk menjadi induk semangnya. Tubuhnya hancur di ruangan Batu Bertuah.
  • Profesor Gilderoy Lockhart
    Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di tahun kedua Harry. Ia adalah seseorang yang sangat sombong namun terkenal dan memiliki banyak penggemar. Buku-buku yang berisi petualangannya melawan sihir hitam semuanya adalah bohong. Ia hanya mendengar pengakuan atau cerita dari orang-orang yang melakukan hal tersebut lalu menjadikannya buku, dengan tokoh utama (yang melawan sihir hitam) adalah ia sendiri. Satu-satunya mantra yang dikuasainya dengan baik yaitu Jampi Memori. Tapi saat ia akan menyerang Harry Potter dengan jampi memori-nya, mantra itu malah mengenai dirinya (karena tongkat yang ia gunakan adalah tongkat Ron Weasley yang direkatkan dengan selotip) di Kamar Rahasia
  • Profesor Remus John Lupin
    Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di tahun ketiga Harry. Ia adalah seorang manusia serigala (digigit oleh manusia serigala bernama Fenrir Greyback saat masih kecil). Salah satu sahabat dekat James Potter, ayah Harry. Ia mengundurkan diri dari Hogwarts pada akhir tahun ajaran karena identitasnya sebagai manusia serigala terbongkar.
  • Profesor Alastor "Mad-Eye" Moody palsu
    Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam saat tahun keempat Harry. Sebenarnya adalah Barty Crouch Jr. yang menyamar dengan Ramuan Polijus. Dialah guru yang memasukkan nama Harry ke dalam Piala Api dan memberi petunjuk padanya sepanjang tugas-tugas Turnamen Triwizard.
  • Profesor Dolores Jane Umbridge
    Guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam saat tahun kelima Harry. Merupakan karyawati Kementerian Sihir dengan jabatan Asisten Senior Menteri. Setelah masuk Hogwarts, dia diangkat oleh Menteri Sihir [Cornelius Fudge] sebagai Inkuisitor Agung Hogwarts yang berhak membuat peraturan dan dekrit, dan pada akhirnya, menjadi Kepala Sekolah Hogwarts. Perawakannya digambarkan seperti kodok besar dengan mata berkantung. Karakternya sangat jahat, lebih jahat dibandingkan dengan Snape. Pada akhirnya dia keluar dari Hogwarts karena stress(?) setelah dihadapkan dengan sekawanan centaurus.
  • Profesor Horace Slughorn
    Guru Ramuan pada tahun keenam Harry. Merupakan salah satu sahabat lama Dumbledore yang dulunya merupakan murid Slytherin. Meskipun begitu, sikapnya menyenangkan dan suka berpesta. Ia adalah guru yang membeda-bedakan murid yang satu dengan yang lain. Ia sering tidak menganggap kehadiran Ronald Weasley. Prof. Slughorn adalah orang yang suka damai. Anak-anak yang dipandangnya memiliki kelebihan akan diundang ke pesta pribadinya dan langsung dijadikan anggota The Slug Club.
  • Argus Filch
    Pengurus Hogwarts yang dianggap menyebalkan oleh para murid karena menyukai segala kesempatan yang memungkinkannya menghukum mereka. Selalu berpakaian kumal dan compang-camping. Mempunyai seekor kucing bernama Mrs. Norris. Filch adalah seorang Squib (penyihir yang tidak bisa mengeluarkan kemampuan sihirnya).
  • Rubeus Hagrid
    Keturunan raksasa yang menjadi pemegang kunci dan pengurus halaman Hogwarts. Merupakan sahabat baik Harry, Ron, dan Hermione. Mempunyai kecintaan berlebihan pada hewan-hewan berbahaya. Tinggal di sebuah gubuk di depan Kastil Hogwarts dan memiliki anjing peliharaan bernama Fangs. Dia adalah orang yang menjemput Harry dari kediaman keluarga Dursley dan membawanya ke Stasiun King's Cross untuk selanjutnya pergi ke Hogwarts untuk pertama kalinya. Hagrid kemudian diangkat menjadi guru Pemeliharaan Satwa Gaib menggantikan Profesor Kettleburn. Di tahun ketiganya menjadi murid Hogwarts, ia dikeluarkan dengan tuduhan melepaskan monster Basilisk, tapi ia tetap diijinkan tinggal di Hogwarts sebagai pengawas binatang liar.
  • Profesor Kettleburn
    Mantan guru Pemeliharaan Satwa Gaib.
  • Madam Pince
    Pustakawati perpustakaan Hogwarts. Galak dan amat taat pada peraturan.
  • Madam Poppy Pomfrey
    Penyembuh (kalangan penyihir tidak mempergunakan istilah "dokter" melainkan "penyembuh" dan mengartikan istilah "dokter" sebagai "orang yang suka memotong-motong orang") di rumah sakit Hogwarts.
  • Madam Hooch
    Guru pelajaran terbang yang khusus mengajari murid-murid terbang dengan sapu terbang di tahun pertama, juga merupakan wasit tetap pertandingan Quidditch antar-asrama di Hogwarts.
  • Firenze
    Seekor centaurus penghuni Hutan Terlarang yang untuk sementara menggantikan Profesor Trelawney sebagai guru Ramalan pada tahun kelima Harry.
READ MORE - Staf dan Pengajar Hogwarts

Silsilah Keluarga Harry Potter

Posted by M. Ivan Ariful Fathoni On 01.36 0 komentar

Weasley’s Family

~ Arthur Weasley menikah dengan Molly Prewett, dan memiliki anak sebagai berikut
   ~ Bill Weasley + Fleur Delacour
      ~ Victoire Weasley
      ~ Dominque Weasley
      ~ Louise Weasley
   ~ Charlie Weasley
   ~ Percy Weasley + Audrey
      ~ Molly Weasley
      ~ Lucy Weasley
   ~ Fred Weasley (Dead)
   ~ George Weasley + Angelina Johnson
      ~ Fred Weasley
      ~ Roxanne Weasley
   ~ Ron Weasley + Hermione Granger
      ~ Rose Weasley
      ~ Hugo Weasley
   ~ Ginny Weasley + Harry Potter
      ~ James Sirius Potter
      ~ Albus Severus Potter
      ~ Lily Luna Potter

Evans’ Family
~ Petunia Evans + Vernon Dursley
   ~ Dudley Dursley
~ Lily Evans + James Potter
   ~ Harry Potter + Ginny Weasley
      ~ James SiriusPotter
      ~ Albus Severus Potter
      ~ Lily Luna Potter

Malfoy’s Family
~ Lucius Malfoy + Narcissa Black
   ~Draco Malfoy + Astoria Greengrass
      ~Scorpius Hyperion Malfoy

Lovegood’s Family
~ Xenophillius Lovegood + Huh Huh
   ~Luna Lovegood + Rolf Scamander (cucunya Newt Scamander) 
      ~ Lysander Scamander
      ~ Lorcan Scamander

Longbottom’s Family
~ Frank Longbottom + Alice Longbottom
   ~Neville Longbottom + Hannah Abbot

Chang’s Family
~ Cho Chang + Huh Huh (Muggle)
READ MORE - Silsilah Keluarga Harry Potter

Petronus

Posted by M Ivan A Fathoni On 05.50 0 komentar


Berikut catatan dari salah satu fans HARRY POTTER tentang petronus..

Dari sekian banyak mantra yang dirapal oleh Harry Potter, ada satu mantra yang paling saya suka. Mantra Patronus. Mantra ini mulai dimunculkan di buku Harry Potter yang ketiga: Harry Potter and The Prisoner of Azkaban. Mantra Patronus berfungsi untuk melawan Dementor, sejenis makhluk berjubah tanpa wajah yang ‘melahap’ semua kebahagiaan dalam diri manusia. Begitu menyengsarakannya ‘kecupan’ Dementor, hingga kematian bahkan terlihat lebih baik. Jika berhasil, mantra ini akan menghasilkan Patronus; sebagai pelindung yang bertindak sebagai tameng yang membentengi diri atas Dementor. Dikatakan oleh Profesor Lupin, guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam di Hogwarts, Patronus adalah sejenis kekuatan positif. Ia adalah proyeksi dari harapan, kebahagiaan, dan keinginan bertahan hidup.

Yang paling saya suka dari Mantra Patronus adalah bagaimana cara memunculkannya. Penyihir hanya perlu mengingat satu saja kejadian yang sangat menyenangkan sembari mengucap ‘Expecto Patronum!’. Berkali-kali Harry mengalami kesulitan untuk memunculkan Patronus. Bisa dimengerti, karena sedari kecil Harry hanya memiliki sedikit pengalaman yang menyenangkan. Orang tuanya meninggal ketika dia masih bayi, dan hidup bersama Keluarga Dursley yang membencinya bukanlah kenangan yang membahagiakan. Sampai ketika Harry bisa merapal mantra sepenuh hatinya, Patronus-nya muncul dalam bentuk Rusa Jantan dengan warna keperakan yang indah. Harry bisa menghasilkan Patronus karena dia berfokus pada hal-hal yang menyenangkan dirinya.

Saya banyak belajar dari Mantra Patronus ini. Dementor saya analogikan sebagai hal-hal buruk yang membuat hari saya muram, sementara Patronus adalah semua yang bisa melibas warna muram itu dengan warna-warni cerah. Sejak saat itu, saya punya mekanisme pertahanan sendiri untuk mengubah mood jelek menjadi baik. Sebelumnya mungkin saya sudah punya, hanya tidak menyadarinya. Kini, saya menciptakan Patronus sendiri yang saya tahu cukup tangguh untuk melawan ‘dementor-dementor’ dalam kehidupan saya.

Untunglah Patronus saya tidak hanya ada satu.

Patronus paling pertama yang saya andalkan ketika sedang sedih adalah lagu. Tinggal putar lagu yang diinginkan, Patronus akan hadir melalui nada dan lirik-lirik yang positif (atau kadang, melalui musiknya yang berdebam-debum). Saya bahkan punya list lagu-lagu yang selalu saya setel ketika sedang sedih, salah satunya adalah Look Through My Eyes-Phil Collins. Bagian yang paling saya suka:

“There will be times on this journey/All you’ll see is darkness/Out there somewhere, daylight finds you/If you keep believing/So don’t run, don’t hide/It will be all right/You’ll see, trust me/I’ll be there watching over you.”

Hey, that’s exactly what Patron may tell you, right?

Patronus saya selanjutnya terserak dalam buku-buku kesukaan saya. Saya jelas menyukai buku-buku fiksi saya: BSC, seri petualangan, komik Happy Talk, seri Harry Potter dan lainnya. Tapi untuk buku nonfiksi, saya punya dua buku yang wajib ada. Dua-duanya karangan Sean Covey: The 7 Habits of Highly Effective Teens (meskipun saya bukan teen lagi) dan The 6 Most Important Decisions You’ll ever Make. Ketika buku fiksi membuat saya lupa sejenak pada (dan mengurangi) rasa sedih, kedua buku nonfiksi itu justru membuat saya memikirkan rasa sedih itu. Pada akhirnya, saya akan memilih untuk bahagia daripada terus membawa rasa sedih kemana-mana.

Berikutnya, Patronus akan muncul melalui film-film yang saya tonton. Saya punya stok DVD yang cukup. Biasanya, saya pilih film kartun yang membuat saya tertawa hingga menangis. Film Ice Age 1,2,3 termasuk dalam daftar film favorit saya. Termasuk juga Bolt (saya tergila-gila dengan Hamster dalam bola yang super lucu!) dan Madagascar. Tak peduli berapa kali saya pernah menyetelnya, setiap kali menonton ulang, saya masih bisa menyisakan tawa melihat kekonyolan dalam film-film itu. Film yang enak buat ditonton sambil makan popcorn juga termasuk yang akan saya tonton. Saya suka film yang ringan. Saya tak melihat ada gunanya menonton film yang berat ketika sedang sedih.

Patronus juga bisa muncul dalam kata-kata yang saya tuliskan. Saya menganggap menulis sebagai bagian dari self-healing. Ketika sedang sangat sedih, saya akan jujur menulis untuk diri sendiri. Saya lega setelah menumpahkan perasaan saya melalui kata-kata. Ketika saya baca lagi tulisan itu, saya seolah diberi tahu apa sebenarnya yang membuat saya bersedih dan bagaimana cara mengatasinya. Well, saya hanya perlu waktu lebih untuk menganalisa rasa sedih.

Patronus saya yang lain bisa muncul dalam buku harian yang ibu beri untuk saya. Membacanya lagi membuat saya seperti diberi kekuatan untuk melawan sedih. Patronus juga bisa muncul pada album berisi foto-foto masa kecil saya. Saya akan memandangi saya-20an-tahun-yang-lalu dan berpikir bahwa saya pernah benar-benar bahagia tanpa masalah berarti hingga muncul rasa ingin melindungi anak kecil yang ada di foto-foto tersebut dari sedih yang berlebihan.

Patronus saya ada dimana-mana. Jika punya waktu untuk merenung, saya akan mengenang semua yang baik-baik, semua yang sudah saya capai, semua yang saya peroleh. Saya akan menjadi lebih lembut pada diri sendiri.

Saya meletakkan Patronus saya pada hal-hal yang pasti, yang tidak akan berubah. Saya tentu bahagia memiliki keluarga dan teman yang menyenangkan, tapi saya tidak menaruh Patronus pada mereka. Ada saatnya mereka tidak bisa langsung hadir di detik saat saya butuh. Ada kalanya kami berbeda pendapat. Orang bisa berubah, tapi kenanganlah yang tetap tinggal. Mengetahui kalau saya memiliki keluarga dan teman yang baik saja sudah bisa menghadirkan satu Patronus baru.

Tetap saja, kadang saya ‘lupa’ kalau saya punya begitu banyak Patronus. Tapi pengalaman memang guru paling hebat. Semakin lama, Patronus saya muncul secara otomatis saat saya sedang muram. Untunglah. Saya bersyukur karena tak harus mempunyai tongkat sihir seperti Harry Potter untuk memunculkan Patronus.

 
sumber : http://usedbookholic.blogspot.com/2011/05/patronus.html
READ MORE - Petronus

Harry Potter dan Akhir Kisah Sang Penyihir

Posted by M Ivan A Fathoni On 20.06 0 komentar

Kabar menggembirakan itu akhirnya datang juga. Dalam situs resminya, Lembaga Sensor Film mencantumkan Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 dalam daftar film impor yang bakal masuk ke Indonesia. Namun, para penggemar berat Harry Potter harap-harap cemas. Pertanyaan-pertanyaan seputar kepastian diputarnya sekuel terakhir Harry Potter pun ramai beredar di berbagai situs sosial di dunia maya.

Penantian itu pun akhirnya terjawab sudah. Sejak Jumat 29 Juli 2011, Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 serentak diputar di berbagai bioskop di Indonesia. Tiket film Harry Potter untuk penayangan perdana pun ludes diburu calon penonton.

Kehadiran Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 di Indonesia sekaligus mengawali kembali masuknya film-film blockbuster di Indonesia dan menggairahkan kembali perbioskopan. Sebelumnya film-film yang berada di bawah naungan Motion Pictures Association of America (MPAA) itu terjegal permasalahan pajak.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafrudin mengatakan setelah Harry Potter segera menyusul Transformers 3 dan Kung Fu Panda 2. Sebelumnya selama 5 bulan terakhir bioskop-bioskop di Indonesia sempat mengalami keterpurukan lantaran ditinggal penikmat film Hollywood. “Pendapatan pajak tontonan pun menurun drastis hingga 50 persen,” katanya. Pada awal 2011, pendapatan dari sektor pajak tontonan untuk wilayah DKI Jakarta tercatat Rp 3,9 miliar, sedangkan pada Juni lalu jumlahnya hanya Rp 1,8 miliar.

Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2 ini adalah bagian kedelapan sekaligus bagian terakhir dari film yang diadaptasi dari buku karangan J.K. Rowling itu. Setelah kematian Dumbledore, Hedwig, dan Alastor Moody pada bagian pertama, yang berakhir dengan kematian si peri Dobby dengan belati yang menembus dadanya, di bagian kedua ini perjuangan Harry mencegah kebangkitan Voldemort terus berlanjut.

Dibandingkan dengan bagian pertama, film ini berjalan dalam ritme lebih cepat. Diawali dengan adegan kilas balik kesuksesan Voldemort mendapatkan tongkat elder Prof Dumbledore, petualangan Harry, Ron, dan Hermione dilanjutkan dengan usaha mereka mendapatkan salah satu Horcrux dalam ruangan Bellatrix Lestrange, Bank Gringots. Horcrux--jimat yang menyimpan nyawa Voldemort--menjadi fokus utama film ini. Tiga sekawan Harry, Hermione, dan Ron harus berpacu dengan waktu menghancurkan 7 Horcrux untuk bisa membunuh Voldemort. Harry, yang akhirnya mengetahui bahwa dirinya adalah salah seorang Horcrux, dengan berani menemui Voldemort untuk berduel.

Film berdurasi 120 menit ini hadir dalam sinematografi yang indah, dengan adegan aksi dan efek khusus yang berlimpah. Durasi film yang cukup panjang memberi keleluasaan bagi penulis skenario Steve Kloves untuk menerjemahkan hampir seluruh isi buku ke layar lebar dengan baik. Memang ada beberapa subplot yang dihilangkan, seperti cerita saudara-saudara Dumbledore, Aberforth, dan Ariana. Namun, secara keseluruhan hal itu tak mengurangi daya tarik film ini. Sebagai sebuah penutup, film ini adalah sebuah akhir yang memuaskan. Sebuah film yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di film-film pendahulunya.

Sutradara David Yates tak cuma mampu menghadirkan sebuah pertarungan yang kolosal, tapi juga adegan-adegan emosional. Kematian Profesor Snape, yang menutup rapat kisah masa lalunya, juga rasa cintanya kepada ibunda Harry, Lily Potter, lumayan mengaduk emosi penonton. Sebagai sebuah penutup, film ini adalah sebuah akhir yang memuaskan juga mengharukan. Terutama bagi penonton yang setia menyaksikan kisah Harry Potter dan kawan-kawannya, sejak mereka masih anak-anak sepuluh tahun silam. Tak mengherankan bila pemeran Hermione Granger, Emma Watson, tak kuasa menahan air mata saat menghadiri pemutaran perdana film ini di London, Inggris, awal Juli lalu. Bersama Daniel Radcliffe dan Rupert Grint, dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada para fans serta J.K. Rowling karena telah dipercaya memerankan tokoh dalam film Harry Potter selama ini hingga Harry Potter tamat.

sumber : Tempo Interaktif.
READ MORE - Harry Potter dan Akhir Kisah Sang Penyihir

Apakah SNAPE Kejam ?

Posted by M Ivan A Fathoni On 14.41 0 komentar

Snape terlahir dari pasangan Tobias Snape, seorang Muggle, dan Eileen Prince yang penyihir. Masa kecil Snape jarang sekali disinggung dalam buku. Tapi di Harry Potter and the Order of the Phoenix ketika Harry belajar Occlumency dari Snape, dapat disimpulkan bahwa Snape sering kali menyaksikan, bahkan mungkin menjadi korban kekerasan ayahnya. Di saat remaja pun Snape adalah murid yang tidak populer karena kesukaannya pada ilmu hitam.
Snape satu angkatan di Hogwarts dengan James Potter, Sirius Black, Remus Lupin, dan Peter Pettigrew. Tapi Sirius dan James sangat membencinya, demikian pula sebaliknya. Di setiap kesempatan, mereka, terutama Sirius seringkali mengolok-olok Snape, baik secara mental maupun fisik.
Pada suatu hari, Sirius berencana untuk membuat lelucon yang berbahaya terhadap Snape. Sirius memberitahu Snape kemana Lupin pergi setiap bulan purnama, dengan harapan Snape akan terluka atau bahkan terbunuh ketika Lupin tengah bertransformasi menjadi manusia serigala. Snape yang serba-ingin-tahu bermaksud membuktikan hal ini. Tetapi di saat-saat terakhir James menghalangi Snape, menyelamatkan hidupnya. Meski demikian Snape telah melihat wujud Lupin sebagai manusia serigala. Snape berjanji pada Dumbledore untuk tidak memberitahu siapa pun tentang Lupin. Sejak itu Snape makin membenci Sirius, James, dan Lupin (meski sebenarnya Lupin tidak membencinya). Meski James menyelamatkannya, Snape menganggap itu demi kepentingan James sendiri, supaya tidak dikeluarkan dari Hogwarts. Kebencian ini terus berlanjut sampai mereka dewasa.
Sirius mengatakan pada Harry bahwa Snape yang masuk Slytherin, bergabung dengan geng Slytherin seperti Bellatrix dan Rodolphus Lestrange, Avery, Wilkes and Evan Rosier, yang dikemudian hari menjadi Pelahap Maut. Snape adalah anggota Orde Phoenix, meskipun sampai saat ini kesetiaannya masih dipertanyakan. Baik Dumbledore maupun Voldemort beranggapan Snape ada di pihak mereka.

Dalam buku ketujuh, diungkapkan bahwa Snape sebenarnya mencintai dan berteman dengan Lily Evans sejak kecil, dan keduanya selalu bersama sampai masuk Hogwarts. Karena perbedaan pendapat dan salah faham, keduanya berpisah pada jalan masing-masing. Diungkapkan pula James membenci Snape sejak pertama kali bertemu di Hogwarts Express dan saling menghina. Karena laporannya pada Voldemort tentang Ramalan, membuat dia menyesali perbuatannya; Voldemort jadi mengejar Harry Potter, anak dari Lily Potter. Kemudian dia menemui Dumbledore dan mengubah kesetiaannya dari Pelahap Maut menjadi Orde Phoenix, dan menjadi mata-mata bagi Voldemort. Setelah kematian keluarga Potter, Snape bersumpah agar menjaga dan mengawasi Harry dan berubah menjadi menyayanginya (dia menangis setelah mengetahui bahwa Harry harus mati sebelum mengalahkan Voldemort), meskipun pada awalnya dia membenci Harry yang sangat mirip dengan ayahnya namun memiliki mata ibunya.
Setelah baca sekilas tentang Snape di  atas, gw akan kasi tahu siapa sebenernya yang meranin Snape dengan sangat handal selama ini. Snape yang kelihatan sangat dingin, galak, bengis bahkan kejam itu ternyata ramah dan sangat diidolakan dalam dunia seni peran. Read this Harry Potter Lovers. Enjoy !
Alan Sidney Patrick Rickman (lahir 21 Februari 1946; umur 65 tahun) ialah seorang pelakon Inggris yang terkenal dalam bidang film, televisi dan teater.
Alan Rickman dilahirkan di Hammersmith, London. Ayahnya meninggal dunia ketika Rickman berusia delapan tahun, menyebabkan ibunya untuk membesarkan empat orang anak secara bersendirian. Rickman menuntut pelajaran di Kolej Seni Chelsea dan menjadi artis grafik di Soho.
Walaupun dia tidak pernah menikah, dia mempunyai kekasih bernama Rima Horton sejak mereka menuntut di Kolej Seni Chelsea College lagi. Mereka belum mempunyai anak.
Beberapa Film yang Dibintangi Alan Rickman :
·  Die Hard (1988), sebagai Hans Gruber.
·  The January Man (1989), sebagai Ed, si tukang cat.
·  Quigley Down Under (1990), sebagai Elliot Marston.
·  Truly Madly Deeply (1991) sebagai Jaime
·  Close My Eyes (1991) sebagai Sinclair Bryant
·  Closet Land (1991), sebagai Si Penyoal Siasat
·  Bob Roberts (1992), sebagai Lukas Hart III
·  Mesmer (1994), sebagai Franz Mesmer
·  An Awfully Big Adventure (1995) sebagai P.L. O'Hara
·  Sense and Sensibility (1995), sebagai Kolonel Brandon
·  Michael Collins (1996), sebagai Eamon de Valera
·  Judas Kiss (1998), sebagai Detektif David Friedman
·  Dark Harbor (1998), sebagai David Weinberg
·  Dogma (1999), sebagai Metatron
·  Galaxy Quest (1999), sebagai Alexander Dane/Dr. Lazarus
·  Help! I'm a Fish! (2000), sebagai suara Joe
·  Blow Dry (2001), sebagai Phil Allen
·  The Search for John Gissing (2001), sebagai John Gissing
·  King of the Hill-"Joust Like a Woman" (2002) sebagai Raja Philip
·  Love Actually (2003), sebagai Harry
·  Something the Lord Made (2004), sebagai Dr. Alfred Blalock
·  Perfume: The Story of a Murderer (2006), sebagai Antoine Richis
·  Snow Cake (2006), sebagai Alex
·  Nobel Son (2006), sebagai Eli
·  The Villa Golitsyn (2007), sebagai Will Ludley
·  Sweeney Todd (2007), sebagai Hakim Turpin
·  Harry Potter and The Deathly Hallows Part 1 (20010), sebagai Severus Snape

Snape yang belakangan baru kita ketahui ternyata menjaga Harry dengan baik, pada kenyataannya merupakan seorang aktor hebat dan memiliki segudang prestasi. Walaupun dalam Harry Potter ia adalah sosok guru Pertahanan Terpi terhadap Ilmu Hitam yang “kejam”, tapi Snape juga merupakan kaki tangan Dumbledore yang setia. So, do you love Snape now?
READ MORE - Apakah SNAPE Kejam ?