the Deathly Hallows

Posted by M Ivan A Fathoni On 15.56 0 komentar

 Relikui Kematian atau the Deathly Hallows adalah tiga benda pusaka sihir fiksi yang diceritakan dalam buku Harry Potter dan Relikui Kematian karya J. K. Rowling dan menjadi judul dari novel tersebut.
Menurut penulis J. K. Rowling, sumber ide mengenai ketiga benda ini "mungkin" adalah kisah The Pardoner's Tale bagian dari The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer.

Simbol Relikui Kematian

Relikui Kematian ditampilkan dalam novel ini dalam simbol yang digambarkan sebagai sebuah lingkaran di dalam segitiga sama sisi, dan keduanya terbagi dua dengan sebuah garis vertikal. Lingkaran ini melambangkan Batu Kebangkitan, segi tiga melambangkan Jubah Gaib, dan garis vertikal menggambarkan Tongkat sihir Elder.Menurut karakter Xenophilius Lovegood, ayah dari kawan Harry Potter, Luna Lovegood, editor dari majalah fiksi The Quibbler, simbol ini digunakan oleh para penyihir yang mempercayai legenda Relikui Kematian. Karena simbol ini juga sering digunakan oleh Gellert Grindelwald, seorang penyihir hitam dalam kisah yang melatarbelakangi novel ini, banyak penyihir yang keliru menganggapnya sebagai simbol Sihir Hitam. Dalam acara resepsi Bill dan Fleur Weasley, misalnya, Viktor Krum tampak terkejut ketika melihat Xenophilius memakai simbol yang mengerikan sejak enam puluh tahun silam.


KISAH TIGA SAUDARA
“Pada zaman dahulu ada tiga saudara, kakak beradik laki-laki, yang berkelana melewati jalan berliku-liku di senja hari–.
Pada waktunya, ketiga saudara ini telah tiba di sungai yang terlalu dalam untuk diseberangi dengan berjalan kaki dan terlalu berbahaya untuk diseberangi dengan berenang. Meskipun demikian, ketiga saudara ini menguasai ilmu sihir, maka mereka tinggal melambaikan tongkat sihir mereka dan sebuah jembatan muncul di atas air yang berbahaya itu. Mereka sudah tiba di tengah jembatan ketika ternyata jalan mereka dihalangi oleh sosok berkerudung.
Dan Kematian berbicara kepada mereka—
Dia marah karena kehilangan tiga korban baru, karena para pengelana biasanya tenggelam di sungai. Tetapi Kematian licik. Dia berpura-pura memberi selamat kepada ketiga saudara ini atas sihir mereka, dan berkata masing-masing berhak mendapatkan hadiah karena telah cukup pintar untuk menghindarinya.
Maka si sulung, yang suka bertempur, meminta tongkat sihir yang lebih hebat daripada semua tongkat sihir yang ada; tongkat sihir yang harus selalu memenangkan duel bagi pemiliknya, tongkat sihir yang layak diterima penyihir yang telah mengalahkan Kematian!. Maka Kematian menyeberang ke sebatang pohon elder di tepi sungai, membuat tongkat sihir dari dahan yang menggantung di sana, dan memberikannya kepada si sulung.
Kemudian si tengah, orang yang sombong memutuskan dia ingin mempermalukan Kematian lebih jauh lagi, dan meminta kekuatan untuk memanggil yang lain dari Kematian. Maka Kematian memungut sebutir batu dari tepi sungai dan memberikannya kepada si tengah, dan memberitahukannya bahwa batu itu akan memiliki kekuatan untuk mengembalikan orang yang sudah mati.
Kemudian Kematian menanyai si bungsu, apa yang diinginkannya. Si bungsu ini yang paling rendah hati dan juga paling bijaksana di antara ketiga kakak-beradik ini, dan dia tidak mempercayai Kematian. Maka dia meminta sesuatu yang bisa membuatnya melanjutkan perjalanan dari tempat itu tanpa diikuti oleh Kematian. Dan Kematian, dengan amat sangat enggan, menyerahkan Jubah Gaib-nya sendiri kepadanya.
Kemudian Kematian menyisih dan mengizinkan ketiga kakak-beradik itu melanjutkan perjalanan mereka, dan mereka pun melanjutkan perjalanan, sambil membicarakan dengan takjub petualangan yang telah mereka alami, dan mengagumi hadiah dari Kematian.
Pada saatnya ketiga kakak-beradik ini berpisah, masing-masing menuju tujuan mereka sendiri-sendiri.
Si sulung berjalan kira-kira seminggu lagi, dan tiba di suatu desa yang jauh, mencari penyihir kenalannya, dengan siapa dia pernah bertengkar. Tentu saja, dengan Tongkat Sihir Elder sebagai senjatanya, dia tak mungkin kalah dalam duel yang terjadi. Meninggalkan musuhnya mati di lantai, si sulung menuju tempat penginapan. Di sana dia membanggakan keras-keras kehebatan tongkat sihir yang telah diperoleh dari Kematian sendiri, dan tentang bagaimana tongkat sihir itu membuatya tak terkalahkan.
Malam itu juga, seorang penyihir lain mengendap-endap mendatangi si sulung yang sedang terlelap, bersimbah anggur, di tempat tidurnya. Pencuri ini mengambil tongkat sihirnya, dan sebagai tambahan, menggorok leher si sulung.
Maka Kematian mengambil si sulung sebagai miliknya.
Sementara si tengah pulang ke rumahnya, tempat dia hidup sendiri. Dia mengeluarkan batu yang memiliki kekuatan untuk memanggil orang mati, dan memutarnya tiga kali dalam tangannya. Betapa heran dan gembiranya dia, sosok gadis yang dulu pernah diharapkannya untuk dinikahinya, sebelum gadis itu meninggal dalam usia muda, muncul seketika itu juga di hadapannya.
Meskipun demikian gadis itu sedih dan dingin, terpisah darinya seolah oleh sehelai selubung. Walaupun telah kembali ke dunia ornag hidup, dia sesungguhnya bukan bagian dari dunia ini dan menderita. Akhirnya si tengah, menjadi gila karena kerinduan yang sia-sia, membunuh diri supaya bisa benar-benar bergabung dengan gadis itu.
Maka Kematian mengambil si tengah sebagai miliknya.
Namun, meski Kematian mencari si bungsu selama bertahun-tahun, dia tak pernah berhasil menemukannya. Barulah ketika telah mencapai usia sangat lanjut, si bungsu membuka Jubah Gaib-nya dan memberikannya kepada anak-laki-lakinya. Dan kemudian dia menyalami Kematian sebagai teman lama, dan pergi bersamanya dengan senang, dan sebagai teman sederajat, mereka meninggalkan kehidupan ini.
Dikutip dari “Harry Potter and The Deathly Hallows” J.K. Rowling, Warner Bross Entertainment Inc, 2007.
Kutipan bahasa Indonesia dari “Harry Potter dan Relikui Kematian”, alih bahasa; Listiana Srisanti, PT Gramedia Pustaka Utama, Januari 2008.

Identitas Ketiga Saudara

Setelah Hermione melihat simbol Relikui Kematian di makam Ignotus Peverell di Godric's Hollow dan Harry teringat akan Cincin Marvolo Gaunt yang memiliki lambang Peverell, mereka menyadari bahwa ketiga bersaudara tersebut adalah keluarga Peverell: Antioch (yang tertua), Cadmus (yang kedua), dan Ignotus (yang bungsu). Harry percaya bahwa ia adalah keturunan dari Ignotus sendiri karena Jubah itu diwariskan di dalam keluarganya. Belakangan, hal ini dibenarkan oleh roh Albus Dumbledore yang muncul kepada Harry pada akhir novel ini. Alasan yang sama menyimpulkan bahwa Voldemort, dari Keluarga Gaunt, adalah keturunan dari Cadmus. Rowling telah membenarkan bahwa Harry dan Voldemort memang berhubungan dengan keluarga Peverell dalam sebuah wawancara, sebagaimana umumnya banyak keluarga-keluarga penyihir memiliki leluhur yang sama.
Penanya: Setelah membaca mengenai pemilik asli Relikui Kematian, Peverell bersaudara, saya ingin tahu apakah Harry dan Voldemort bersaudara jauh: karena kakek Voldemort mewarisi cincin bertakhtakan Batu Kebangkitan?
J.K. Rowling: Ya, Harry dan Voldemort memiliki sedikit pertalian saudara melalui keluarga Peverell. Tentu, hampir semua keluarga penyihir memiliki pertalian jika kita menelusuri mereka selama berabad-abad. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Relikui Kematian, Peverell bersaudara menurunkan banyak keluarga penyihir.

Pertualangan mencari Relikui Kematian

J.K. Rowling mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa judul novelnya sebelum dinamai Relikui Kematian direncanakan Harry Potter and the Peverell Quest. Di sepanjang novel, banyak penyihir berusaha menemukan ketiga benda sihir Relikui Kematian, seperti diceritakan oleh Xenophilius. Tapi rupanya tidak banyak yang sukses menemukannya. Lagi pula, mereka tidak memiliki bukti di mana letaknya benda-benda tersebut dan sama sekali tidak memiliki bukti bahwa legenda ini memang benar-benar ada.

  • Tongkat Elder kemungkinan adalah tongkat yang terkuat, dia tidak bisa melukai tuannya namun dapat berpindah tangan jika tuannya kalah duel, dilucuti atau dibunuh. Agak bingung sebenarnya dengan perpindahannya yang rumit, tapi seinget aku di harry potter and the deathly hallows tongkat itu jadi milik sah harry setelah melucuti Draco Malfoy yang telah membunuh Albus Dumbledore. Dumbledore mendapat tongkat itu setelah menang berduel dengan Gellert Grindelwald teman masa kecilnya. Sedang Grindelwald sendiri mencuri tongkat itu dari Gregorovitch yang merupakan pembuat tongkat sihir dari Bulgaria saingan Ollivander. Nah, koq bisa ada di Grindelwald? entah gimana ceritanya tapi setelah Antioch Peverell tewas terbunuh ketika tidur oleh seorang musuh yang menginginkan tongkat itu, tongkat itu berpindah-pindah tangan.
  • Batu Kebangkitan memiliki kekuatan bagi pemiliknya untuk melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang sudah meninggal. Entah bagaimana ceritanya semenjak Cadmus Peverell meninggal, batu ini menjadi milik Marvolo Gaunt dalam bentuk batu mata cincinnya. Keluarga Gaunt itu sendiri adalah garis terakhir Salazar Slytherin maka cincin itu adalah salah dua dari peninggalan keluarga Slytherin selain liontin emas. Marvolo Gaunt mewariskan cincin itu pada anak laki-lakinya Morfin Gaunt yang sekaligus paman Voldemort. Udah tahu kan kalo Voldemort memang keturunan Slytherin namun ibunya menikah dengan muggle?! Nah, cincin itu lah yang dipakai Dumbledore hingga tangannya terkena kutukan Voldemort yang memilih cincin itu menjadi Horcruxnya. Dumbledore sendiri menemukan cincin itu di reruntuhan rumah keluarga Gaunt. Lalu ia mewariskannya pada Harry tersembunyi dalam golden snicth yang pertama ia tanggkap di pertandingan quiddicth.
  • Jubah Gaib memiliki kekuatan menutupi penglihatan dari sang maut, ia tak lekang oleh waktu dan mantra. Mulanya ia dimiliki oleh Ignotus Peverell dan turun-temurun sampai James Potter. Nah, bisa ditebak langsung kan kalo ayahnya pasti akan mewariskan ke Harry.

Agak bingung yaa kq Harry yang keturunan Ignotus dapet jubah gaib dan Voldemort keturunan Cadmus dengan batu kebangkitannya, berarti mereka saudara jauh kan?? J.K. Rowling sendiri menerangkan dalam sebuah wawancara Harry dan Voldemort memang memiliki sedikit pertalian saudara melalui keluarga Peverell. Dan tentu, hampir semua keluarga penyihir memiliki pertalian jika kita menelusuri mereka selama berabad-abad. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Relikui Kematian, Peverell bersaudara menurunkan banyak keluarga penyihir.

sumber : http://chasyide.wordpress.com/2010/11/20/legenda-relikui-kematian-kisah-tiga-saudara-the-tale-of-the-three-brothers/

Categories: ,

0 Response for the "the Deathly Hallows"

Posting Komentar